Kendalikan Gulma Kawatan & Lulangan
Pada Tanaman Jagung DENGAN Herbisida Cornbelt 336 SC
Jagung termasuk komoditas terpenting kedua setelah beras, karena mengandung sumber karbohidrat yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kebutuhan jagung secara nasional terus meningkat sebanding dengan pertumbuhan penduduk per tahun. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara komoditas yang tersedia dengan jumlah permintaan di pasar. Menurut Rukmana (2007), permintaan jagung dalam negeri diperkirakan mencapai 45% untuk kebutuhan pangan manusia dan 35% untuk pakan ternak. Sedangkan produksi rata-rata jagung per tahun sekitar 2,5 juta ton (BPS, 2022).
Akibat dari produksi jagung yang belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, pemerintah saat ini masih mengandalkan kebijakan impor dari negara lain. Beberapa alasan yang menjadi pemicu produksi jagung di dalam negeri masih rendah adalah faktor penyediaan saprotan yang kurang memadai, kesuburan tanah yang mulai berkurang, dan kehadiran gulma bandel di sela-sela tanaman jagung, seperti gulma kawatan (Cynodon dactylon), dan gulma lulangan (Elecine indica). Petani telah menggunakan beberapa merk herbisida selektif jagung, namun tidak mampu mengendalikannya.
Agar gulma kawatan dan lulangan di sela-sela tanaman jagung mampu dikendalikan tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman jagung, maka kunci sukses yang bisa petani terapkan adalah menggunakan herbisida Cornbelt 336 SC dari Nufarm. Cornbelt merupakan herbisida sistemik selektif pra tumbuh dan purna tumbuh berbentuk pekatan suspensi berwarna coklat muda, digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, gulma golongan rumput dan teki pada tanaman Jagung. Kelebihan herbisida ini dibandingkan produk serupa antara lain:
- Mengandung kombinasi 3 bahan aktif (topramezone, atrazine, nikosulfuron) ditambah surfaktan. Kombinasi bahan aktif tersebut membuat Cornbelt dikenal sebagai herbisida sapu jagat karena mampu mengendalikan berbagai gulma rumputan, gulma berdaun lebar dan tekian. Gulma rumputan seperti kawatan (Cynodon dactylon), lulangan (Eleucine indica), Digitaria ciliaris, jajagoan/jawen (Echinichloa crusgalli), dengkulan (Leptochloa chinensis). Gulma berdaun lebar seperti Alternanthera piliodes, bayam liar (Amaranthus spinosus), kentangan (Boreria alata), Hedyotis corymbose. Gulma tekian seperti Cyperus rotundus.
- Fleksibel untuk waktu aplikasi (15-30 HST), bisa diaplikasikan di berbagai umur jagung dan gulma.
- Aman terhadap tanaman jagung sehingga tanaman jagung tetap tumbuh
Kendalikan Gulma Kawatan & Lulangan
Gunakan dosis : 75 – 150 ml/ha.
Petunjuk pemakaian :
Di dalam satu kotak Cornbelt telah tersedia 50 ml Cornbelt, 500 ml Atramix dan 200 ml Surfaktan. Campurkan ketiga bahan tersebut menjadi satu (total volume 750 ml), lalu gunakan untuk 10 tangki (tiap tangki diisi dengan 75 ml larutan induk Cornbelt). Semprotkan pada gulma yang tumbuh di sela-sela tanaman jagung berumur 15-30 hst. Gunakan benih jagung berlabel.