Bercak ungu atau biasa disebut trotol merupakan penyakit utama pada tanaman bawang merah. Kehadiran penyakit bercak ungu selalu menimbulkan kerugiatan yang berarti bagi petani seperti penurunan hasil produksi, kualitas komoditi rendah, hingga mengalami gagal panen. Menurut para ahli mikologi penyakit bercak ungu telah menjadi endemik di beberapa wilayah sentral bawang merah sehingga penanganannya pun harus lebih ekstra.

 

Apa Penyebabnya ?

Penyakit bercak ungu disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Pertumbuhan jamur ini dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, biasanya terjadi pada musim hujan. Spora jamur yang dibawa oleh angin, air irigasi dan percikan air hujan akan berkecambah di lahan bawang merah yang sehat. Kemudian penyakit akan muncul saat kondisi suhu lingkungan sekitar 21-300C dengan kelembapan relatif 80-90%. Spora yang aktif akan hidup sebagai saprofit di dalam tanah, bahkan mampu bertahan lebih dari setahun serta dapat menyerang tanaman baru. Tingkat serangan bisa berubah tergantung dari faktor yang mempengaruhinya.

 

Gejala Serangan

Jamur Alternaria porri menimbulkan gejala bintik-bintik kecil, tidak beratur, melekuk pada daun, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada serangan lebih lanjut terdapat bercak bercak elips berwarna ungu dengan tepi agak merah. Seiring dengan waktu bercak tersebut akan menyebar hingga beberapa sentimeter dan memiliki batas kekuningan, lalu ujung daun akan mengering dan akhirnya mati. Jamur ini juga dapat menyerang umbi setelah dipanen. Gejala serangan selama penyimpanan ditandai dengan umbi membusuk berwarna kuning atau merah kecoklatan. Pada kondisi parah umbi akan mongering dan berwarna gelap.

Tindakan Pencegahan & Pengendalian

Tindakan pencegahan selalu menjadi pertimbangan untuk mengatisipasi serangan patogen yang lebih besar. Pencegahan bisa menerapkan kultur teknis seperti melakukan pergiliran tanaman, menggunakan bibit unggul yang tahan penyakit, dan membuat sistem drainase yang baik. Petani juga dianjurkan mengendalikan penyakit dengan cara fisik atau mencabut dan memusnaahkan tanaman sakit dari lahan budidaya. Apabila masih ditemukan gejala serangan dan bahkan melampaui batas ambang ekonomi, maka petani bisa mengendalikan penyakit tersebut dengan cara kimiawi seperti penggunaan fungisida.

Lalu apakah ada fungisida yang mampu mengendalikan sekaligus melindungi tanaman dari penyakit bercak ungu?

Sumilex Solusinya !

Rekomendasi fungisida terbaik yang mampu mengendalikan sekaligus melindungi bawang merah dari penyakit bercak ungu (trotol) ada dalam sachet Sumilex 50 WP. Fungisida ini bersifat sistemik dengan bahan aktif terbaru: prokimidon 50% yang bekerja secara protektif dan kuratif. Selain itu, Sumilex memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Daun menjadi hijau segar dan tidak kaku sehingga menjadi tahan terhadap rebah tanaman.
  2. Cepat terserap kedalam jaringan tanaman, sehingga lebih efektif melindungi tanaman dari infeksi penyakit.

 

Rekomendasi Penggunaan

Konsentrasi Sumilex yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah yaitu 0,5-1 gram/liter dengan volume semprot 400-800 liter/Ha. Penyemprotan bisa dilakukan saat tanaman berumur 1-2 minggu atau setelah penyakit mulai ditemukan. Untuk mendapatkan informasi lebih detil petani bisa membaca label Sumilex sebelum penggunaan atau bertanya kepada petugas pertanian setempat.

Terbukti dalam mencegah penyakit bercak ungu bagi tanaman bawang merah oleh para Petani di Indonesia.