Keberhasilan usaha perkebunan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu lingkungan, bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Perlindungan tanaman terhadap kompetisi gulma merupakan salah satu aspek penting dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman secara optimal. Menurut Kementan 2013, gulma dikategorikan sebagai kompetitor utama bagi tanaman dalam memperebutkan nutrisi, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Keberadaan gulma ini akan berdampak pada penurunan hasil panen hingga 40%.
Gambar 1. Area perkebunan kelapa sawit yang dipenuhi gulma
Gulma sendiri secara definisi diartikan sebagai tumbuhan pengganggu yang tumbuh liar di area pertanian. Keberadaannya dapat menimbulkan masalah serius apabila tidak dikendalikan dengan cepat dan tepat. Dinamika populasi gulma yang ada di lahan pertanian secara masif akan menentukan keberhasilan pengendalian secara tuntas. Gulma memiliki sifat yang toleran terhadap lingkungan yang kurang memadai. Tumbuhan ini juga mempunyai seed bank di dalam tanah, sehingga dapat tumbuh sewaktu-waktu jika lingkungan cukup mendukung.
Bagaimana Solusinya?
Melihat sifat gulma yang merepotkan, petani/pekebun harus memiliki kemampuan manajemen pengendalian gulma yang tepat. Pengendalian lumrahnya dilakukan secara manual dan kimia. Namun, untuk menghemat waktu dan tenaga, pengendalian secara kimia adalah yang paling cocok. Salah satu pengendalian secara kimia petani/pekebun bisa menyemprot gulma dengan herbisida Terrad’or dari nufarm. Saat ini nufarm telah merilis Terrad’or kemasan sachet 5 gram sehingga lebih praktis dan ekonomis.
Gambar 2. Kemasan baru Terrad’or 5 gram
Gambar 3. Peluncuran Kemasan baru Terrad’or 5 gram
Terrad’or merupakan herbisida generasi terbaru yang memiliki daya bakar khusus sehingga cepat dan kuat mengendalikan gulma. Terrad’or mengandung bahan aktif Teafinacil 70% yang memiliki pictogram berwarna hijau sejalan dengan konsep FSC & ISPO/RSPO, serta dapat bersinergis dengan herbisida non selektif. Terrad’or yang diaplikasikan pada gulma sasaran akan bekerja 1-3 jam setelah penyemprotan dengan cara merusak bagian kloroplas pada gulma, sehingga daun tidak bisa membentuk klorofil dan akhirnya akan mati.
Berapa Dosis Terrad’or yang Digunakan ?
Penggunaan Terrad’or harus sesuai rekomendasi yang disarankan. Untuk gulma pada tanaman Akasia Stenochiaena palustris dan Eucalyptus sp Stenochiaena palustrisdosis dosis yang digunakan adalah 100-200 gram/ha. Penyemprotan dilakukan dengan volume tinggi ke bagian utama gulma seperti daun dan batang. Hasil akan terlihat 1-3 hari setelah aplikasi, ditandai dengan adanya bintik bintik klorosis pada permukaan daun, kemudian batang gulma akan berubah menghitam, tampak layu dan akhirnya mati.
Gambar 4. Hasil pengujian Terrad’or pada gulma perkebunan
Gambar 4. Hasil pengujian Terrad’or pengendalian Singgang Padi
Hasil pengujian Terrador + Roundup, terbukti singgang padi mati hingga ke akar-akarnya dan gulma akan terkendali hingga 4 minggu.
Kapan Terrad’or Diaplikasikan?
Penyemprotan Terrad’or sebaiknya dilakukan ketika gulma sedang aktif tumbuh di sekitar lahan pertanian. Jika pengendalian gulma pada area perkebunan, maka gulma perlu dibabat terlebih dahulu untuk mempermudah penyemprotan dan tidak membahayakan aplikator. Selain itu, penyemprotan sebaiknya dilakukan di pagi hari ketika matahari belum terlalu terik untuk memaksimalkan efektifitas kerja Terrad’or. Petani atau pekebun juga dianjurkan membaca label kemasan terlebih dahulu sebelum aplikasi herbisida untuk menghindari kesalahan pemakaian. Apabila ditemui informasi yang kurang jelas, petani bisa bertanya ke petugas pertanian setempat.