Kendalikan Gulma Jajagoan dengan Herbisida Nugrass 89 EC
Kehadiran gulma di lahan pertanian adalah masalah yang serius, karena bisa menurunkan produksi dari tanaman yang dibudidayakan. Gulma disebut sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan tumbuh di area pertanaman karena gulma menjadi kompetitor aktif yang dapat menyerap hara di dalam tanah dalam jumlah banyak. Persaingan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan menyebabkan tanaman tidak tumbuh dan berproduksi dengan masimal. Menurut para ahli botani, gulma yang tidak dikendalikan mampu menghambat penyerapan hara oleh tanaman sebanyak 20 – 80 %. Petani mengeluhkan terhadap eksistensi gulma sebab membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar untuk mengendalikannya.
Pada area pertanaman padi sering dijumpai berbagai jenis gulma seperti tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan berdaun sempit dan teki-tekian dan salah satu jenis gulma paling “bandel” dan dikeluahkan oleh petani adalah ”Jajagoan” (Echinocloa crusgalli). Jajagoan adalah gulma berdaun sempit yang memiliki karekter sama persis dengan tanaman padi baik morfologi, fisiologi, dan biokimia, sehingga gulma jajagoan menjadi kompetitor tangguh pada tanaman padi. Peneliti dari salah satu instansi melaporkan jika biji jajagoan sangat melipah, sehingga selalu tumbuh dipertanaman padi, disamping itu, gulma ini juga telah mengalami resistensi terhadap bahan aktif herbisida tertentu.
Gulma Jajagoan mampu menurunkan produksi padi sebesar 30 – 100 % (Marchesi, 2019). Pengendalian yang cepat dan tepat merupakan solusi untuk menekan ledakan jumlah jajagoan di lahan tanaman padi sekaligus menekan biaya pengendalian. Berbagai jenis herbisida telah diluncurkan untuk membasmi rumput tersebut, tetapi hasilnya kurang maksimal. Nufarm sebagai salah satu pelopor petanian modern mempunyai produk herbisida yang efektif mengendalikan gulma jajagoan secara tuntas.
Herbisida Nufarm yang mampu mengendalikan jajagoan yaitu Nugrass 69 EC. Produk tersebut bekerja secara selektif yang memiliki aksi kontak dan sistemik untuk mengendalikan gulma dari golongan rumput-rumputan seperti jajagoan (Echinochloa sp), timunan (𝐿𝑒𝑝𝑡𝑜𝑐ℎ𝑙𝑜𝑎 sp.) dan gulma berdaun sempit lainnya. Bahan aktif yang terkandung di dalam Nugrass adalah fenoksaprop-p-etil yang dapat ditranslokasikan keseluruh bagian gulma, sehingga berdampak cepat mati dan tidak akan tumbuh lagi.
Nugrass 69 EC diformulasikan dengan emulsifier khusus yang bisa dicampur dengan herbisida Serendy 28 WP untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan sempit pada tanaman padi. Dosis atau konsentrasi Nugrass 69 EC yang di rekomendasikan adalah 0,25 liter per Ha atau 1 mililiter per liter air. Penyemprotan dilakukan saat padi berumur 2 minggu setelah tanam atau pada saat gulma sasaran memiliki 2 – 3 helai daun dalam kondisi lahan macak – macak. Penggunaan herbisida Nugrass 69 EC harus sesuai anjuran supaya mendapatkan hasil optimal dan disarankan membaca label produk terlebih dahulu dan berkonsultasi kepada petugas untuk menghindari kesalahan penggunaan.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi bisa mencapai nilai optimum apabila syarat tumbuh dan kebutuhan terpenuhi dengan baik. Pemilihan herbisida yang tepat seperti Nugrass 69 EC adalah salah satu kunci keberhasilan budidaya padi, terutama dalam menangani gulma secara tangguh dan tuntas, karena Nugrass 69 EC jagonya mengendalikan jajagoan.