Cnaphalocrocis medinalis atau dikenal dengan nama Hama Putih Palsu (HPP) / Hama Pelipat Daun pada tanaman padi. Serangan hama ini akan berdampak besar terhadap keberhasilan panen padi bila kerusakan pada daun di fase vegetatif dan fase generatif melampaui ambang batas lebih besar dari 50%. Serangan HPP pada fase vegetatif lebih berpotensi merugikan dibandingkan dengan fase generatif.

Tanda pertama adanya hama putih palsu adalah adanya ngengat berwarna kuning coklat yang memiliki tiga buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian sayap depan dan pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga .

Selanjutnya, kerusakan yang terjadi ditandai dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman. Ulat memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih .

Untuk menghindari kerugian akibat serangan hama putih palsu dapat dilakukan pengendalian dengan berbagai cara seperti berikut ini ;

  1. Lakukan pembersihan lahan dan pemupukan berimbang (hindari penggunaan pupuk urea yang berlebih) sebagai langkah awal pencegahan.
  2. Menjaga populasi musuh alami untuk menekan berkembangnya populasi hama putih palsu.
  3. Menggunakan mikroorganisme seperti parasit ulat Melcha maculiceps dan parasit pupa Brachymeria sp.
  4. Menggunakan insektisida berbahan aktif fipronil (Agent 50 SC), emamektin benzoate (Siklon 5.7 WG) ataupun flubendoamide (Katana 200 SC) terbukti mampu mengendalikan hama putih palsu.
Di bawah ini cara pengendalian hama putih palsu dengan Siklon 5.7 WG  insektisida translaminar berbentuk granule dengan bahan aktif: emamektin benzoate 5.7%. 1 sachet Siklon ( 25 gram) untuk 5 tangki ( 15 liter)