Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Hal ini karena bawang merah menjadi sumber pendapatan, kesempatan kerja dan memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap peningkatan kesejahteraan petani, sehingga budidaya bawang merah menyebar dihampir semua provinsi di Indonesia.
Salah satu masalah hama utama yang dihadapi petani dalam usaha peningkatan produksi bawang merah adalah tingginya kerusakan tanaman akibat serangan hama ulat grayak (Spodoptera exigua). Serangan hama ini dapat menyebabkan penurunan produksi bawang merah atau kehilangan hasil yang tidak sedikit jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian . Agar pengendalian hama ulat bawang dapat dilakukan secara tepat, maka harus dikenali terlebih gejala serangan, tanaman inang, dan cara pengendaliannya.
Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2 – 10 hari. Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang. Telur diletakkan dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup oleh bulu-bulu putih yang berasal dari tubuh induknya. Setiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ngengat betina sekitar 350-400 butir, dalam 3-5 hari telur akan menetas. Ulat hidup secara berkelompok dan aktif makan, kawin dan berpindah tempat pada malam hari sedangkan pada siang hari beristirahat di dasar tanaman.
Setelah menetas dari telur, ulat muda segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, sehingga ujung daun tampak berlubang/ terpotong. Ulat akan menggerek permukaan bagian dalam daun, sedang epidermis luar ditinggalkannya. Akibat serangan tersebut daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih, akhirnya daun menjadi terkulai. Awalnya ulat berkumpul. Setelah isi daun habis, ulat segera menyebar dan jika populasi besar, ulat juga memakan umbi.
Pengendalian Ulat Grayak, kami merekomendasikan solusi Oblivion 300 SC yang merupakan insektisida translaminar dengan 2 bahan aktif: klorfenapir 180 g/l + indosakarb 120 g/l, racun kontak dan lambung untuk mengendalikan hama ulat grayak (Spodoptera sp) pada tanaman Bawang Merah dan tanaman lainnya.
KEUNGGULAN PRODUK:
• Dengan kombinasi 2 bahan aktif sehingga meningkatkan daya bunuh ulat
• Memiliki efek mengendalikan hama yang cepat
• Melekat kuat dan cepat menyerap di daun sehingga tidak mudah menguap
• Tidak menyebabkan pucuk daun terbakar (mutik)
-
PENGENDALIAN HAMA WERENG PADA TANAMAN PADI
Juni 22 2022
-
PENYAKIT ANTRAKNOSA (PATEK) PADA TANAMAN CABAI
April 19 2022
-
HAMA ULAT GRAYAK FAW (Spodoptera frugiperda) DI TANAMAN JAGUNG
Maret 9 2022