Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua setelah padi yang banyak dibudidayakan di Indoensia. Produksi rata-rata jagung setiap tahun terbilang fluktuatif, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti input benih, pupuk, pestisida, dan kehadiran organisme pengganggu tanaman. Kehadiran OPT menjadi masalah serius yang perlu diwaspadai oleh petani, bukan hanya hama dan penyakit tumbuhan saja, tetapi kehadiran gulma yang sering dianggap remeh bisa memicu kegagalan panen.
Gambar 1. Tanaman Jagung
Pemeliharaan tanaman jagung secara intensif tidak lepas dari aspek pengendalian gulma karena sering dianggap sebagai penyebab turunnya hasil dan mutu biji jagung (Kastanja, 2012). Gulma diartikan sebagai tumbuhan yang ada disekitar tanaman pokok yang kehadirannya dapat mengganggu aktifitas agronomi sehingga merugikan tanaman dalam memperoleh air, cahaya, dan ruang tumbuh.
Ada beberapa jenis gulma yang sering muncul di pertanaman jagung seperti Synedrella nodiflora, Richardia brassiliensis, Ageratum conizoides, Digitaria ciliaris, Eleusine indica, dan Euphorbia hirta. Gulma gulma tersebut memiliki sifat dominan di lahan budidaya dan dapat mengeluarkan alelopati yang mengakibatkan gangguan fisiologis pada tanaman pokok, Oleh karena itu petani harus berhati-hati dalam menentukan herbisida yang akan digunakan
Gambar 2. Beberapa gulma yang sering muncul di pertanaman jagung
Atradex 550 SC Solusinya
Saat ini pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani di pertanaman jagung masih kurang optimal baik dari segi efektivitas mauapun efisiensinya. Nufarm hadir menawarkan solusi herbisida selektif pra dan purna tumbuh yang terbukti ampuh mengendalikan gulma pada tanaman jagung tanpa merusak tanaman utama. Atradex 550 SC mengandung bahan aktif mesotrion 50 g/l + atrazine 500 g/l dan surfaktan di dalam kemasan yang sudah terdaftar secara nasional.
Gambar 3. Tanaman cabai terserang penyakit layu fusarium
Keunggulan Atradex 550 SC
Berikut ini beberapa keunggulan produk Atradex 550 SC dari nufarm:
- Tangguh mengendalikan gulma berdaun sempit dan berdaun lebar pada tanaman jagung, serta dapat meningkatkan produksi hingga 30%.
- Aman terhadap tanaman jagung dan tidak menimbulkan efek kerusakan hingga panen
- Lebih hemat karena tidak perlu penyemprotan ulang hingga panen dan tidak perlu dicampur dengan herbisida lain.
Petunjuk Penggunaan
Penggunaan herbisida Atradex 550 SC harus sesuai dengan dosis atau konsentrasi yang dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dosis yang direkomendasikan adalah 1,5 liter per hektar ditambah surfaktan sebanyak 2 ml/liter. Petani juga bisa mencampur Atradex sebanyak 75 ml dengan surfaktan sebanyak 30 ml ke wadah ember kemudian campuran tersebut dimasukan kedalam tangki ukuran 16 liter dan ditambahkan air hingga volume penuh.
Gambar 4. Teknik Aplikasi
Pengaplikasian Atradex dilakukan saat tanaman berumur 15 hst dengan cara disemprot pada permukaan tanah atau langsung pada bagian gulma. Penyemprotan harus dalam kondisi tanah yang lembab serta harus ditambahakn surfaktan untuk untuk meningkatkan daya kendali terhadap gulma. Petani dianjurkan membaca label kemasan produk sebelum penggunaan, apabila ada infromasi yang kurang jelas, petani bisa bertanya kepada petugas pertanian setempat.