Pemakaian fungisida golongan EBDC dalam periode yang lama telah menyebabkan patogen Curvularia sp. Resisten dan terus menyerang bibit kelapa sawit. Berdasarkan hasil pengujian dan pengalaman perkebunan yang telah menggunakan fungisida kuproxat 345 SC, pathogen Curvularia sp.,dapat dikendalikan dengan 2 ml Kuproxat 345 SC per liter air.

Bercak Daun merupakan salah satu penyakit utama pada pembibitan kelapa sawit, sebagai akibat serangan patogen Curvularia sp.,mula -mula menyerang daun pupus yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Tampak bercak bulat kecil, warna kuning tembus cahaya. Bercak membesar, warna pusat bercak menjadi coklat muda dan tampak mengendap (melekuk). Bercak dikelilingi oleh halo yang berwarna jingga kekuningan. Penyakit ini mampu menghambat pertumbuhan bibit.

Selama ini planters secara rutin menggunakan fungisida golongan EBDC (seperti mancozeb), namun tidak efektif dan tidak tuntas. Fenomena ini menunjukkan bahwa pathogen mulai tahan terhadap fungisida golongan EBDC, dan perlu alternative fungisida yang mampu mengendalikan pathogen Curvularia sp.
Kuproxat 345 SC merupakan fungisida dan bakterisida non sistemik yang berspektrum luas. Berasal dari bahan aktif tembaga oksi sulfat 345 g/l. Kuproxat diformulasi dalam bentuk cair sehingga mudah pemakaiannya dan memiliki partikel kecil sehingga lebih sempurna melindungi permukaan daun dari penetrasi spora jamur dan bakteri. Selain itu, Kuproxat 345 SC bekerja secara multisite sehingga memiliki resiko rendah terhadap resistensi pathogen. Benefit lainnya bahan aktifnya tetap bekerja maksimal dan tidak mudah terdegradasi waloupun di larutkan dalam air rawa (air asam)

Beberapa PBS (Perkebunan Besar Swasta) yang berhasil mengendalikan pathogen Curvularia sp. , menceritakan bahwa pemilihan fungisida yang tepat merupakan factor kunci. Sebelumnya PBS menggunakan fungisida golongan EBDC (Mancozeb) dan dirasakan tidak efektif. Kemudian beralih menggunakan fungisida kuproxat 345 SC, konsentrasi 2 ml/l air, di semprot setiap 2 minggu sekali dengan menggunakan pelarut air asam, hasilnya pathogen Curvularia sp. , dapat dikendalikan, bibit sawit tampak sehat dan berkembang lebih baik.
Pengalaman PBS di atas mirip dengan hasil pengujian yang telah dilakukan di beberapa lokasi pembibitan kelapa sawit. Uji efikasi menggunakan dua perlakukan, yaitu control dan kuproxat 345 SC kosentrasi 2 ml/l, penyemprotan dilakukan 2 kali dan di ulang tiap 2 minggu, dalam kurun waktu 30 hari, bibit yang tidak di semprot fungisida (control) mengalami peningkatan 10 % serangan Curvularia sp. , sedangkan bibit yang di semprot kuproxat 345 SC tidak ditemukan gejala serangan baru pada daun baru/daun muda.

KESIMPULAN & REKOMENDASI
Curvularia sp., dapat dikendalikan dengan kuproxat 345 SC pada konsentrasi 2 ml/l air. Penyemprotan dilakukan tiap 2 minggu. Agar bibit sawit terlindungi dari serangan patogen Curvularia sp.,gunakan fungisida kuproxat 345 SC.