Tips Ampuh Mempercepat Penunasan Bibit dan Meningkatkan Bobot Umbi Kentang dengan GIBGRO 20 TB
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas pertanian yang banyak diminati oleh penduduk Indonesia. Seiring banyaknya kampanye diversifikasi pangan dan program diet, tanaman ini kian populer di masyarakat sebagai ubi bintang lima. Banyak Industri makanan, minumam, kosmetik, hingga tekstil menggunakan kentang sebagai bahan baku utama. Melihat prospek yang sangat cerah, tidak sedikit petani ingin membudidayakan tanaman kentang untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Sementara, permintaan kentang diperkirakan terus meningkat sejak tanaman ini berhasil mensubtitusi nasi sebagai sumber karbohidrat. Namun sampai saat ini ketersediaan jumlah kentang masih belum mampu menjawab kebutuhan pangan nasional.
Seiring dengan meningkatnya permintaan kentang maka petani kerap kali menghadapi permasalahan produksi yang fluktuatif. Tercatat pada tahun 2018 produksi kentang sebanyak 1,2 juta ton/ha, kemudian terjadi kenaikan produksi pada tahun 2019 yaitu sebesar 1,3 juta ton/ha dan produksi kembali menurun pada tahun 2020 yaitu sebesar 1,2 juta ton/ha. Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang (BPS, 2021). Laju pertumbuhan minat masyarakat juga sangat jauh daripada jumlah produksi kentang yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan laporan dari Pusat Data dan Informasi tahun 2021 yang mana rata-rata konsumsi kentang masyarakat Indonesia meningkat 2,79% setiap tahunnya.
Pendorong utama dari ketidakstabilan produksi kentang disebabkan oleh benih yang ditanam. Sejauh ini, petani Indonesia memperoleh benih kentang dari generasi berikutnya. Artinya kentang dari hasil panen sebelumnya ditanam lagi menjadi bibit. Kondisi tersebut dikarenakan harga benih kentang bersertifikat cukup mahal, sedangkan harga kentang konsumsi di pasar tergolong murah. Mereka menganggap biaya produksi dapat ditekan dengan memotong anggaran penggunaan benih unggul. Padahal kondisi benih sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup tanaman, sehingga dampak yang dirasakan oleh petani saat ini yaitu banyak tanaman yang tumbuh abnormal, visabilitas daya tumbuh rendah dan tidak ada kenaikan produksi yang nyata.
Dari pernyataan diatas, dampak yang sering dijumpai dilapang adalah banyak benih yang tidak tumbuh. Hal ini disebabkan karena penyimpanan benih terlalu lama, sehingga menurunkan daya tumbuh tanaman. Menurut peneliti dari Perusahaan AIMS tahun 2022, kentang memiliki masa simpan optimal hingga siap tanam sekitar 3 bulan sampai 9 bulan. Lebih dari masa simpan, biasanya tingkat perkecambahan tanaman akan menurun. Sementara itu, dalam penyimpanan benih kentang seringkali menggunakan bahan kimia untuk memperpanjang masa dormansi. Dampak yang tidak disadari oleh pelaku usaha tani adalah benih akan sulit merespon lingkungan meskipun syarat tumbuh telah tersedia dengan baik.
Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) menjadi alternatif untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. ZPT yang paling terkenal di Indonesia adalah Gibgro 20 TB dari Nufarm. Produk tersebut terbukti ampuh merangsang pembentukan tunas tanaman kentang dalam waktu singkat. Gibgro mengandung bahan aktif asam giberelat 20% yang teridentifikasi dari golongan giberellin yang bisa mematahkan masa istirahat benih secara cepat. Produk Gibgro berbentuk tablet berwara putih yang mudah dilarutkan kedalam air tanpa meninggalkan busa dan endapan. Fungsi utama produk ini yaitu merangsang tunas pada fase vegetatif dan menambah bobot umbi pada fase generatif
Asam giberelat didalam Gibgro akan bekerja setelah dilarutkan didalam air. Bahan aktif akan menembus jaringan kulit benih kentang hingga terjadi proses imbibisi. Air yang telah mengandung asam giberelat tersebut akan menginduksi enzim yang berperan sebagai katalisator untuk merombak cadangan makanan menjadi organ tumbuhan. Proses perkecambahan berlangsung selama 7 hari sampai menghasilkan tunas baru. Dalam periode pertumbuhan, benih yang mendapatkan seed treatment akan mengalami pemanjangan dan pembelahan sel yang luar biasa, sehingga dapat membentuk organ akar dan daun secara optimal. Semakin banyak akar terbentuk, maka proses penyerapan hara didalam tanah menjadi lebih besar. Begitu juga dengan daun yang terbentuk, maka proses fotosintesis berjalan dengan baik, sehingga hasil asimilat dapat didistribusikan kedalam umbi tanaman pada saat fase generatif.
Supaya mendapatkan hasil yang optimal, maka petani harus menggunakan Gibgro sesuai konsentrasi yang telah direkomendasikan. Gibgro dapat digunakan sebagai seed treatment kentang dengan konsentrasi 0,5 – 1 tablet per 200 liter air. Seed treatment dilakukan dengan cara merendam benih kentang selama 5 – 10 menit kedalam drum yang berisi larutan Gibgro, atau petani bisa menyemprot langsung ke tanaman saat masih fase vegetatif untuk mempercepat pembentukan tunas tunas baru, kemudian saat fase generatif disemprot kembali untuk merangsang pembentukan umbi.
Informasi produk perlindungan di tanaman Kentang lainnya dapat di lihat di link Perlindungan Tanaman Kentang