Pengendalian Hama Ulat Kantung (Metisa plana) Pada Tanaman Kelapa Sawit dengan Metode Injeksi Batang Menggunakan Chepate 75 SP

Tantangan utama pelaku bisnis tanaman perkebunan kelapa sawit adalah kehadiran organisme pengganggu tanaman (OPT). Kehadiran OPT dinilai mampu menyebabkan kerusakan yang berarti sehingga kualitas dan kuantitas tanaman menjadi turun, pada akhirnya menimbulkan kerugian hasil dan pendapatan petani. Jenis OPT yang berada di area perkebunan sangat beraneka ragam dan memiliki tingkat serangan yang berbeda-beda. Pada beberapa kasus 5 tahun terakhir, serangan yang ditimbulkan oleh OPT pada tanaman kelapa sawit dapat menurunkan produksi hingga 50 -70 %. Serangan tersebut ternyata di dominasi oleh adanya hama ulat kantung yang merusak daun tanaman.

Ulat kantung (Metisa plana) merupakan hama dari Ordo Lepidoptera dan Famili Psychidae yang aktif pada tanaman inang. Hama tersebut menjadi sorotan penuh oleh petani sawit, karena dapat mengganggu kelangsungan hidup tanaman budidaya. Serangan yang ditimbulkan oleh ulat kantung yaitu daun tidak utuh, rusak, dan berlubang. Kerusakan daun dimulai dari lapisan epidermis bagian atas, kemudian berlanjut pada kondisi daun mengering yang menyebabkan tajuk daun bagian bawah berwarna kelabu, hingga akhirnya daun tidak bisa melakukan fotosintesis dengan baik. Parahnya, hama ini tidak akan berhenti memakan daun sampai tanaman tersebut mati.

Dilihat dari siklus hidunya, hama ini memiliki tipe metamorfosis sempurna mulai dari telur, larva, pupa dan imago. Pada stadia telur, ulat akan menetas dalam waktu 18 hari di dalam kantung imago betina. Telur tersebut berwarna kuning pucat yang memiliki lapisan halus. Ketika menjelang penetasan warna telur berubah menjadi kecoklatan. Panjang ulat betina sekitar 5 cm, sedangkan ulat jantan 3 cm. Umur ulat ini bisa mencapai 4 bulan dengan memakan daun tanaman dengan sangat rakus. Kemudian, pada stadia pupa ulat akan berubah menjadi pupa didalam kantung dengan posisi kepala berada di belakang. Umur pupa diperkirakan kurang lebih satu bulan. Setelah itu, pupa jantan akan berubah menjadi ngengat bersayap, sedangkan pupa betina berubah menjadi imago tidak bersayap.

Kerusakan yang diakibatkan ulat kantung harus dikendalikan segera mungkin secara efektif dan efisien, salah satunya yaitu menggunakan insektisida Chepate 75 SP. Insektisida ini bekerja secara sistemik dan mengandung bahan aktif asefat 75% yang diformulasikan kedalam tepung berwarna putih sehingga mudah larut kedalam air. Racun kontak dan lambung pada Chepate juga dapat diaplikasikan dengan injeksi batang, terbukti ampuh mengendalikan hama ulat kantung tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

Aplikasi Chepate 75 SP ada 2 cara yaitu disemprot langsung ke tanaman yang terserang dengan dosis 0,25 -0,5 gram/liter atau dengan injeksi batang. Metode injeksi batang saat ini menjadi populer lantaran terbukti lebih efektif mengendalikan ulat kantung pada kelapa sawit. Pertama, lakukan pengeboran pada batang kelapa sawit dengan kemiringan 45°, pastikan tinggi lubang berada 60-90 cm dari permukaan tanah. Selanjutnya, masukkan Chepate75 SP yang telah dilarutkan dengan konsentrasi 15 – 20 gram/pokok dengan menggunakan alat injeksi. Terakhir , tutup kembali lubang yang telah di injeksi Chepate 75 SP. Selepas dari itu, petani juga diharapkan membaca label kemasan terlebih dahulu atau menghubungi petugas pertanian yang berwenang untuk mendapatkan informasi detail supaya hasil lebih optimal.

Beberapa hasil pengaplikasian insektisida di area perkebunan kelapa sawit terbukti manjur mengendalikan hama ulat kantung, salah satunya di salah satu perkebunan kelapa sawit di Sumatera pada tahun 2017. Kepala bagian produksi mengaku bahwa hasil demplot Chepate 75 SP memang bekerja secara cepat dan tuntas, terbukti dengan beberapa hari aplikasi, ulat kantung banyak yang mati akibat keracunan bahan aktif. “Dengan begini kami tidak perlu khawatir lagi akan kehadiran ulat kantung di lahan budidaya, karena Chepate 75 SP adalah solusi yang tepat”, imbuhnya.

 

Sementara itu, penggunaan herbisida ini cukup diaplikasikan sekali dalam satu musim tanam, sehingga dapat menghemat biaya operasional produksi. Dengan demikian, petani tidak perlu khawatir lagi dengan kehadiran gulma di lahan singkong, karena Sumimax dapat mengatasinya secara cepat, efektif, dan tuntas.

Informasi produk perlindungan di tanaman Sawit lainnya dapat di lihat di link Perlindungan Tanaman Sawit