Kenali Tanaman Kelapa Sawit yang terserang Hama Penggerek Buah Sawit dan Insektisida pengendaliannya

Kelapa Sawit merupakan komoditi perkebunan yang masih menjadi primadona karena mampu mendorong devisa non migas di Indonesia. Perkembangan industri perkebunan kelapa sawit terbilang sangat menjanjikan, sebab permintaan pasar ekspor semakin naik dan harga jual minyak nabati juga tinggi. Akan tetapi, permasalahan yang kerap kali dihadapi petani adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Salah satu hama yang paling populer di perkebunan kelapa sawit yaitu hama penggerek buah sawit.

 Gambar 1. Tanaman Kelapa Sawit

Hama penggerek buah sawit atau Tirathaba mundella merupakan salah satu hama penting tanaman kelapa sawit di areal gambut. Awalnya hama tersebut akan menyerang bunga dan buah muda, tetapi serangan yang lebih berat akan menyebabkan fruitset sangat rendah sehingga petani mengalami kerugian ekonomi. Populasi Tirathaba mundella dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang lembab, kastrasi yang tidak tuntas, sanitasi buah yang busuk kurang baik, under prunning, dan aplikasi insektisida yang tidak tepat.

Gambar 2. Hama penggerek buah sawit Tirathaba mundella

1. Siklus Hidup

Hama Tirathaba mundella akan meletakkan telurnya pada tandan buah, kemudian akan menetas menjadi larva/ulat yang menggerek serta membuat lubang pada bunga dan buah kelapa sawit. Larva muda berwarna putih kusam, sedangkan larva dewasa berwarna coklat muda sampai coklat tua. Larva dewasa memiliki panjang tubuh 4 cm dengan ditumbuhi rambut-rambut halus yang sedikit.

Saat memasuki fase perubahan bentuk ke pupa, larva ini akan membentuk cocon dari sisa gerekan dan kotoran yang melekat pada tandan. Pupa tersebut berwarna coklat gelap, diselimuti benang-benang halus dari hasil metabolisme tubuh. Stadia pupa berlangsung selama 5-10 hari. Kemudian, pupa akan berubah menjadi ngengat berwarna coklat tua, yang akan menyerang kelapa sawit saat berumur 3-4 tahun atau pada saat tanaman baru pertama kali berproduksi. Siklus hidup hama Tirathaba mundella diperkirakan terjadi kurang lebih 1 bulan.

Gambar 3. Siklus hidup hama penggerek buah sawit Tirathaba mundella

2. Gejala Serangan

Gejala serangan diawali dengan adanya bekas gerekan berupa kotoran ulat berwarna merah tua kecoklatan yang mongering. Adanya kotoran berwarna merah tersebut menandakan terdapat ulat yang aktif menggerek buah. Kotoran tersebut terdapat pada bunga jantan yang masih kuncup atau bunga betina yang baru membentuk buah. Hama Tirathaba mundella umumnya menyerang buah yang masih muda. Apabila ditemukan menyerang buah yang sudah tua, maka diduga keseluruhan tandan buah yang ada telah habis digerek oleh hama tersebut.

Gambar 4. Serangan Tirathaba mundella pada buah sawit

Biasanya bunga yang diserang hama Tirathaba mundella akan gugur dan apabila larva sampai ke bagian inti buah, maka buah tersebut akan rontok sehingga menyebabkan fruitset buah menjadi rendah. Buah muda dan buah yang sudah matang akan digerek dibagian luarnya sehingga meninggalkan cacat sampai panen. Sisa dari gerekan tersebut dan kotoran larva melekat pada permukaan tandan buah sehingga kelihatan kusam.

3. Pengendalian

Pengendalian hama Tirathaba mundella harus dilakukan dengan tuntas tanpa membahayakan serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus. Menurut beberapa ahli, berkurangnya populasi serangga penyerbuk mempengaruhi turunnya panen hingga 30%. Oleh karena itu, perlu insektisida yang mampu mengendalikan hama Tirathaba mundella sekaligus menjaga ekosistem.

Gambar 5. Dipel SC

mengandung bahan aktif Bacillus thuringensis var. kurstaki yang dikombinasikan dengan empat varian racun kristal dan spora alami. Keunggulan produk Dipel SC antara lain:

  1. Efektif mengendalikan hama sasaran dan aman bagi serangga penyerbuk
  2. Melindungi tandan buah sawit secara sempurna dari serangan hama
  3. Insektisida yang sesuai dengan prinsip ISPO/RSPO
  4. Diformulasikan dengan oil based sehingga mudah diaplikasikan hingga masuk ke sela-sela tandan
  5. Memiliki multiple toxin handal yang aman bagi lingkungan

4. Rekomendasi Penggunaan


Disarankan untuk selalu melakukan pengamatan dan sensus hama agar dapat melakukan pengendalian hama sejak dini dan terpadu