Amankan Tanaman Padi Dari Penyakit Busuk Batang dan Busuk Pelepah

Padi merupakan komoditi penting yang mampu menunjang perekonomian negara. Bahan pokok makanan yang disebut beras hingga saat ini masih eksis dikonsumsi oleh setengah penduduk di dunia seperti sebagian besar Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Kebutuhan akan beras diperkirakan mengalami peningkatan yang drastis seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Di Indonesia sendiri, padi masih menjadi komoditi nomor satu yang terus dikembangkan. Bahkan, pada tahun 1984 Indonesia pernah melaksanakan swasembada beras melalui intensifikasi dan ekstensifikasi padi sawah dan padi gogo (Defitri, 2013)..

Produksi padi nasional pada tahun 2011 adalah sekitar 60,7 juta ton sedangkan produksi padi nasional pada tahun 2022 mengalami penurunan yaitu sekitar 54,7 ton. Penurunan hasil produksi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah masalah penyakit tanaman. Penyakit tanaman padi yang perlu diwaspadai adalah busuk batang dan busuk pelepah. Kedua penyakit tersebut kerap kali membuat petani resah ketika sudah memasuki musim hujan yang tinggi.

Penyakit busuk batang menyebabkan bagian batang tanaman membusuk sehingga tanaman padi mudah roboh saat musim hujan dan angin kencang. Penyakit busuk batang disebabkan oleh cendawa Helminthosporium sp. yang menyerang pada dua fase, yaitu vegetatif dan generatif. Gejala serangan yang ditimbulkan penyakit busuk batang yaitu terdapat bercak berwarna hitam disisi luar pelepah dibagian batang bawah, jika dibiarkan bercak hitam tersebut akan menyebar hingga ke jaringan batang bagian dalam dan menyebabkan batang padi menjadi lemah, anakan akan berhenti tumbuh dan parahnya tanaman akan mudah roboh.

Sedangkan, penyakit busuk pelepah terjadi pada pelepah daun paling atas yang menutupi malai muda pada akhir fase bunting. Penyakit busuk pelepah disebabkan oleh patogen Rhizoctonia solani. Gejala serangan yang ditunjukkan yaitu adanya noda berbentuk bulat memanjang hingga tidak teratur dengan panjang 0,5-1,5 cm, berwarna abu-abu hingga kecoklatan, bercak kemudian membesar dan menutupi seluruh pelepah daun. Infeksi berat menyebabkan malai hanya muncul sebagian (Lestari, 2019).

Upaya mengendalikan kedua penyakit tersebut dapat menggunakan fungisida Wuz dari Nufarm yang terkenal ampuh mengatasi penyakit padi yang disebabkan oleh jamur. Wuz 200/125 SC adalah fungisida majemuk yang bekerja secara sistemik dengan bahan aktif Azoksistrobin 200 g/L dan Difenokonazol 125 g/L. Keunggulan produk ini adalah:
1. Reaksi cepat memberikan perlindungan menyeluruh ke seluruh bagian tanaman
2. Hasil panen lebih meningkat 20% dan gabah tidak mudah pecah saat digiling
3. Dapat di campur dengan pupuk cair dan ZPT

Penggunaan fungisida Wuz harus sesuai rekomendasi penggunaan supaya mendapatkan hasil yang optimal. Dosis/konsentrasi untuk tanaman padi adalah 1 ml/liter atau 15-20 ml/tangki, diaplikasikan sebanyak 3 kali pada saat tanaman berumur 45, 65, dan 85 HST dengan cara disemprot keseluruh bagian tanaman. Untuk mendapatkan informasi lebih detail petani bisa membaca label kemasan terlebih dahulu sebelum aplikasi atau bertanya kepada petugas pertanian setempat untuk menghindari kekeliruan penggunaan.

Informasi produk perlindungan di tanaman Padi lainnya dapat di lihat di link Perlindungan Tanaman Padi