Pengendalian Penyakit Moler (Layu Fusarium) Pada Tanaman Bawang Merah dengan Sinergy 300 EC

Bawang merah merupakan komoditi yang banyak digandrungi masyarakat Indonesia karena peran utamanya sebagai salah satu komponen pelengkap bumbu dapur. Kebutuhan bawang merah diperkirakan akan terus naik seiring dengan jumlah penduduk dan variasi makanan saat ini. Oleh sebab itu, komoditi hortikultura tersebut memberikan kontribusi perekonomian yang menjanjikan di wilayah tertentu apabila dikelola dengan baik..

Melihat nilai komersialnya yang tinggi ternyata budidaya bawang merah memiliki risiko yang tinggi pula. Kahadiran hama dan penyakit tanaman menjadi hambatan serius bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi. Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering dijumpai dilahan budidaya bawang merah sering mengakibatkan gagal panen hingga lebih dari 50%, seperti penyakit layu fusarium atau lebih popular disebut moler.

Layu fusarium adalah salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman bawang merah di lapangan atau saat masa penyimpanan yang disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp cepae. Menurut seorang ahli patologi dari BPTS (2005) mengungkapkan bahwa cendawan tersebut dapat membentuk klamidospora sehingga memungkinkan untuk bertahan di dalam tanah dalam waktu yang yang cukup lama meskipun tanpa tanaman inang.

 

Penyakit layu fusarium biasanya akan tumbuh sangat cepat ketika musim hujan, dimana kondisi lingkungan yang lembab menjadi pemicu perkembangbiakannya. Gejala serangan layu fusarium pada tanaman dapat dilihat dibawah ini:

  1. Tanaman layu secara mendadak.
  2. Warna daun berubah menguning dan melengkung (moler).
  3. Akar tanaman membusuk dan tanaman mudah tercabut.
  4. Daun mengkerut, melintir, dan terkulai.
  5. Umbi tanaman membusuk, terdapat koloni jamur berwarna putih yang menyebabkan kematian tanaman.

 

Apabila tanaman mengalami gejala-gejala tersebut, maka petani perlu waspada dan segera melakukan pengendalian secara serempak, karena penyebaran penyakit moler sangat cepat melalui percikan air, angin dan di dalam tanah.

Saat ini, Nufarm memiliki produk fungisida unggulan yang dapat mengendalikan penyakit moler secara efektif dan efisien. Sinergy 300 EC adalah fungisida sistemik kombinasi 2 bahan aktif difenokonazol dan profikonazol yang memiliki aksi ganda preventif dan kuratif.

Kandungan Sinergy 300 EC terbilang sangat komplit dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut:

  1. Perpaduan antara dua bahan aktif yang bersifat sebagai fungisida dan ZPT sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman dan kualitas panen.
  2. Sebagai zat pengatur tumbuh tanaman untuk meningkatkan hasil panen melalui kondisi tanaman yang sehat.
  3. Mendorong berkembangnya jumlah umbi yang lebih banyak dibandingkan kontrol.
  4. Melindungi hasil panen dan kualitas tanaman.
  5. Sangat efektif mengendalikan penyakit layu fusarium atau moler.

Penggunaan Sinergy 300 EC harus sesuai dengan rekomendasi pemakaian supaya mendapatkan hasil yang optimal. Dosis/konsentrasi untuk bawang merah yaitu 0,75 – 1,5 ml/liter air atau 10-20 ml/tangki, diaplikasikan saat tanaman mengalami gejala serangan, dengan interval 7-10 hari sesuai kondisi di lapang. Untuk informasi lebih detail petani bisa membaca label fungisida atau bertanya kepada petugas pertanian setempat. Dengan menggunakan produk yang tepat, bawang merah lebih sehat hasilpun lebih dahsyat.