Panduan Lengkap: Strategi Panen Padi Melimpah
Penerapan teknik budidaya tanaman yang baik menjadi kunci keberhasilan pada panen padi. Salah satu bentuk kegiatan budidaya tanaman adalah penyiangan, pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida secara tepat dan teratur. Kegiatan tersebut dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal, sehingga tanaman menjadi lebih subur serta bebas dari serangan hama dan penyakit.
Nufarm hadir memberikan solusi kepada petani untuk mewujudkan nawacita bersama yaitu panen padi yang melimpah. Banyak produk produk pertanian dari nufarm yang berhasil membantu petani dalam melindungi tanaman dari serangan OPT serta meningkatkan hasil produksi. Namun, pada praktik budidaya sering kita jumpai kesalahan kesalahan teknis yang berakibat fatal apabila tidak mengikuti prosedur yang tepat.
Berikut ini, panduan lengkap tentang strategi yang petani bisa gunakan dalam budidaya tanaman padi agar tanaman tumbuh lebih sehat dan hasil panen lebih maksimal.
1. Persiapan Lahan
Sebelum menanam padi, petani perlu mengolah tanah terlebih dahulu. Tujuan utamanya yaitu supaya tanah menjadi remah/gembur, memutus siklus hidup hama dan penyakit, serta mematikan gulma atau sisa sisa vegetasi yang berpotensi menghambat pertumbuhan tanaman.
Rekomendasi herbisida yang mampu memberantas gulma secara tuntas adalah Roundup Biosorb, yang mengandung bahan aktif glifosat 486 g/l. Herbisida ini mudah diserap oleh jaringan gulma tiga kali lebih cepat sehingga daya pengendaliannya lebih unggul dan tahan lama. Dosis yang dianjurkan untuk gulma lunak yaitu 1,5-2 l/Ha, gulma sedang 2-3 l/ha, gulma keras 5-6 l/ha. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, petani bisa mengkombinasikan dengan herbisida Lindomin untuk mengendalikan gulma berdaun lebar dan teki-tekian. Dosis yang direkomendasikan yaitu 0,5-1 l/Ha.
2. Perawatan Padi Umur 7-14 HST
Tanaman padi sangat membutuhkan air dan nutrisi saat berumur 14 hst. Kondisi lingkungan yang macak-macak tersebut memicu pertumbuhan gulma lebih cepat dari sebelumnya. Oleh sebab itu, petani perlu mengendalikan pertumbuhan gulma yang relatif tinggi dengan herbisida purna tumbuh. Penggunaan herbisida Serendy dan Nugrass adalah senjata pamungkas untuk menekan pertumbuhan gulma tanaman padi.
Nugrass memiliki daya pengendalian yang efektif pada gulma rumput-rumputan seperti jajagoan dan timunan. Dosis yang digunakan pada tanaman padi adalah 0,25-1 l/ha, bisa dikombinasikan dengan Lindomin 865 SL apabila terdapat gulma berdaun lebar. Sedangkan Serendy adalah herbisida pra dan purna tumbuh yang mampu mengendalikan semua jenis gulma. Jika menggunakan Serendy petani cukup mengaplikasikan 100 g/ha di area pertanaman padi. Petani bisa menggunakan Nugrass + Lindomin atau Serendy untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
3. Perawatan Padi Umur 15 HST
Pada pertengahan fase vegetatif padi biasanya muncul serangan hama dan penyakit seperti penggerek batang dan blast. Kahadiran OPT tersebut di lahan padi harus segera disingkirkan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. Pengendalian yang paling efektif adalah menggunakan insektisida Oblivion dan fungisida Envoy yang sudah terbukti ampuh mengendalikan hama dan penyakit penting tanaman padi.
Oblivion mengandung 2 bahan aktif klorfenapir 180 g/l + indosakarb 120 g/l yang bekerja secara racun kontak dan lambung untuk mengendalikan penggerek batang. Konsentrasi larutan yang dianjurkan yaitu 2,25-3 ml/l. Kemudian, apabila petani menjumpai tanaman padi terserang penyakit blast maka segera aplikasikan Envoy dengan konsentrasi 1 g/l. Envoy bekerja secara sistemik dengan dua bahan aktif yaitu mancozeb dan trisiklazol. Disamping itu, Envoy juga diperkaya fitotonik yang dapat mengoptimalkan proses fotosintesis.
4. Perawatan Padi Umur 30 HST
Serangan hama dan penyakit tanaman padi terus berlanjut hingga umur 30 HST. Pada fase ini hama dan penyakit tanaman padi mulai bervariasi, bukan hanya penggerek batang dan blast saja melainkan muncul serangan hama wereng. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, wereng dikategorikan sebagai hama yang berbahaya, karena dapat menyebabkan tanaman padi menjadi kering dan akhirnya mati.
Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan pengendalian perlu petani gunakan untuk melindungi padi dari serangan hama dan penyakit tersebut. Selain menggunakan Oblivion (insektisida) dan Envoy (fungisida), petani bisa menambahkan insektisida Lugen yang terbukti ampuh mengendalikan wereng pada tanaman padi. Dosis/konsentrasi yang direkomendasikan adalah 0,25-0,5 liter/Ha untuk wereng cokelat (Nilaparvata lugens) maupun wereng punggung putih (Sogatella furcifera).
5. Perawatan Padi Umur 45 HST
Saat memasuki fase generatif, tanaman padi rentan terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh cendawan patogen. Beberapa jenis patogen yang sering dijumpai adalah bercak daun, bercak pelepah dan busuk batang. Ketiga penyakit ini biasanya menginfeksi bagian penting tanaman saat kondisi lingkungan lembab. Jika dibiarkan tanaman akan mudah roboh dan pembentukan anakan padi juga akan terhambat.
Untuk mengatisipasi serangan yang lebih besar, petani bisa menggunakan fungisida multifungsi seperti Booster 250 EC yang mengandung bahan aktif difenokonazol. Fungisida Booster terbukti efektif untuk mengendalikan bercak daun tanaman padi. Aplikasi Booster pada umur 45 dan 65 HST menjadikan batang kokoh, daun lebih sehat, dan pengisian gabah padi menjadi lebih bernas. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, petani bisa mengkombinasikan dengan Gibgro 10 SP. konsentrasi larutan untuk Booster yaitu 1-1,5 ml/liter, sedangkan Gibgro 1 gr/tangki.
6. Perawatan Padi Umur 55-70 HST
Memasuki fase pengisian biji kadangkala masih ada gangguan dari OPT yang menyebabkan produksi padi kurang maksimal. Kehadiran penyakit utama seperti penyakit kresek, patah leher, busuk batang dan hawar pelepah merupakan serangan lanjutan dari patogen sebelumnya. Hal ini dipicu oleh pengendalian yang tidak tuntas, adanya resistensi terhadap suatu bahan aktif, hingga perubahan cuaca yang ekstrem.
Pengendalian secara cepat dan tepat wajib petani perhatikan untuk melindungi tanaman padi dari ancaman gagal panen. Penggunaan fungisida Wuz adalah salah satu upaya mengendalikan patogen secara tuntas. Wuz adalah fungisida majemuk yang bekerja secara sistemik dengan bahan aktif Azoksistrobin 200 g/L dan Difenokonazol 125 g/L. Konsentrasi yang direkomendasikan adalah 1 ml/liter bisa dicampur zpt seperti Gibgro 10 SP dengan konsentrasi 1 gr/tangki. Penggunaan Gibgro 10 SP terbukti mampu meningkatkan hasil produksi hingga 20% per hektar.
Kemudian saat padi menginjak umur 70 HST, petani direkomendasikan menggunakan produk Gibgro panen untuk memaksimalkan pengisian biji. Gibgro panen merupakan zpt yang mengandung asam giberelat (GA3) berfungsi untuk meningkatkan panjang malai dan jumlah gabah per malai, meningkatkan hasil ubinan pada kondisi basah dan kering. Dosis yang dianjurkan adalah 200 gr/Ha. Dengan menggunakan seluruh produk nufarm tanaman akan lebih sehat, panen pun meningkat.