Jagung merupakan salah satu tanaman palawija yang populer dibudidayakan di Indonesia. Tanaman bernama latin Zea mays ini termasuk komoditas strategis dalam pembangunan perekonomian negara di bidang agribisnis, karena memiliki fungsi ganda dalam pemenuhan gizi masyarakat dan pakan ternak. Fakta pahit yang terjadi saat ini adalah produksi jagung belum mampu memenuhi permintaan pasar secara maksimal, sedangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat diperkirakan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktor yang mendasar seperti kurangnya inovasi dalam teknik budidaya tanaman jagung.

Gambar 1. Tanaman Jagung

Teknik budidaya jagung tidak lepas dari pemberian asupan nutrisi berupa pupuk anorganik seperti Urea, SP36, dan KCl dengan dosis yang tepat. Unsur hara tersebut berfungsi sebagai makanan yang digunakan tanaman untuk tumbuh dan menghasilkan prosuksi optimum. Upaya meningkatkan produksi rata rata jagung sebenarnya petani bisa menggunakan zat pengatur tumbuh yang bermanfaat untuk pemanjangan akar, pematangan biji, dan mengatur ukuran tongkol.

Penggunaan zat pengatur tumbuh (zpt) dapat meningkatkan produktivitas tanaman, karena dengan semakin panjang akar maka potensi unsur hara yang terserap semakin besar. Begitu juga dengan proses pembentukan tongkol dan biji akan semakin maksimal sehingga hasil panen menjadi meningkat. Salah satu zpt yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jagung adalah giberelin.

Secara alami zat giberelin dihasilkan oleh tanaman, tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi asam giberelin dapat diproduksi secara sintetis yang saat ini dikenal sebagai asam giberelat. Produk giberelat memiliki banyak kegunaan dibidang pertanian seperti meningkatkan ukuran panjang malai padi dan menambah bobot yield jagung per hektar. Produk giberelat yang menjadi primadona petani Indonesia adalah Gibgro 10 SP dari Nufarm yang mengandung asam giberelat 10%.

 

 

Gambar 2. Gibgro 10 SP efektif untuk meningkatkan bobot jagung

Gibgro 10 SP untuk meningkatkan bobot jagung

Gibgro 10 SP merupakan zat pengatur tumbuh yang berpengaruh terhadap peningkatan efek morfologi dan fisiologi tanaman dalam dosis yang rendah. Kandungan asam giberelat 10% dinilai paling sesuai untuk meningkatkan produktifitas tanaman. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan Gibgro 10 SP yaitu:

  1. Daun jagung menjadi lebih lebar dan panjang, sehingga menambah area fotosintesa.
  2. Batang tumbuh seragam, lebih besar dan kokoh. Performa ini menyebabkan tanaman tidak mudah roboh.
  3. Munculnya bunga jantan lebih serempak dan benang sari lebih panjang.
  4. Pembentukan tongkol lebih sempurna, berukuran besar dengan jumlah biji jagung yang lebih banyak.
  5. Meningkatkan produksi tanaman secara kualitas dan kuantitas lebih tinggi.

Gambar 3. Tongkol Jagung Besar dan Panjang

Kini Gibgro 10 SP hadir dalam formula soluble powder (SP) yang berbentuk tepung sehingga lebih stabil dibandingkan formulasi cair atau tablet. Penggunaan Gibgro 10 SP sebaiknya diaplikasikan saat tanaman jagung berumur 20 HST dan 60 HST dengan dosis 20-40 gr/ha. Dalam satu sachet Gibgro bisa dilarutkan dalam 16 liter air atau satu tangki semprot sehingga lebih praktis dan ekonomis. Petani tidak perlu khawatir akan residu yang disebabkan oleh zpt Gibgro, karena terbuat dari bahan alami yang teruji nyata meningkatkan bobot jagung secara maksimal.