Dalam budidaya tanaman padi, maka tidak akan terlepas dari ancaman hama yang sering menyerang tanaman tersebut. Serangan hama apabila dalam pengendaliannya kurang tepat, maka dapat menurunkan produktivitas dari tanaman padi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis hama lalu menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat.
 
Hama pada tanaman padi membuat pertumbuhan dan perkembangannya tidak maksimal. Serangan hama perlu dikenali agar dapat segera ditangani sedini mungkin. Apalagi, jika tidak segera ditangani, petani akan mengalami kerugian besar.

 

1. Hama Wereng

Wereng adalah serangga penghisap cairan tanaman yang berwarna kecoklatan. Panjang tubuh 2 – 4,4 mm. Serangga dewasa mempunyai 2 bentuk, yaitu bersayap pendek (brakhiptera) dan bersayap panjang (makroptera). Serangga makroptera mempunyai kemampuan untuk terbang, sehingga dapat bermigrasi cukup jauh. Wereng coklat adalah serangga monofag, inangnya terbatas pada padi dan padi liar (Oryza parennis dan Oryza spontanea).

Pada tahap permulaan wereng datang pada pertanaman padi yang sudah mulai tumbuh yaitu pada umur 15 hari setelah tanam atau pada umur 10-20 hari setelah tanam. Di daerah beriklim sedang, pada awalnya populasi wereng coklat rendah, kemudian berkembang dengan cepat. Perkembangan populasi wereng juga tergantung pada inangnya (varietas) padi yang cocok untuk perkembangannya.

Wereng coklat dapat mengakibatkan kehilangan hasil dan berpotensi menyebabkan puso pada tanaman padi sawah akibat dari serangan yang dilakukannya. Populasi 10 – 15 ekor per rumpun cukup membuat puso dalam waktu 10 hari. Populasi hama wereng coklat yang dapat merusak tanaman padi umur kurang dari 40 hari setelah tanam yaitu 2 – 5 individu per rumpun. Sedangkan pada tanaman padi yang berumur lebih dari 40 hari setelah tanam yaitu 10 – 15 ekor per. Apabila populasi tinggi, maka gejala kerusakan yang terlihat di lapangan, yaitu warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berubah menjadi berwarna coklat jerami, dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas berwarna kuning coklat dan mengering (hopperburn).

Info lebih lengkap mengenai Hama dan Produk pengendaliannya  klik di sini –>

 

2. Penggerek Batang Padi

Hama Penggerek batang Padi , yang merupakan salah satu hama utama di tanaman padi. Hama tersebut pertama kali muncul diawali dengan adanya kupu-kupu atau ngengat yang bertelur didaun-daun tanaman padi, ngengat atau kupu-kupu dari penggerek batang tidaklah bahaya karena tidak menyerang langsung pada tanaman padi, namun yang perlu diawasi adalah telur dari ngengat atau kupu-kupu tersebut

Hama Penggerek Batang menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari persemaian hingga menjelang panen.

Gejala yang ditemukan sebelum padi berbunga disebut sebagai sundep dan gejala serangan yang dilakukan setelah malai keluar dikenal sebagai beluk. Sundep menyerang pada fase vegetatif (fase pertumbuhan) yang ditandai dengan daun padi muda menguning tergulung lalu mengering dan mati. Sedangkan Beluk menyerang pada fase generatif (fase berbunga/berbuah) yang ditandai dengan bunga atau buah padi yg baru keluar berwarna putih, berguguran, gabahnya kosong (gabuk).

Info lebih lengkap mengenai Hama dan Produk pengendaliannya  klik di sini –>

3. Hama Pelipat Daun

Cnaphalocrocis medinalis atau dikenal dengan nama Hama Putih Palsu (HPP) / Hama Pelipat Daun pada tanaman padi. Serangan hama ini akan berdampak besar terhadap keberhasilan panen padi bila kerusakan pada daun di fase vegetatif dan fase generatif melampaui ambang batas lebih besar dari 50%. Serangan HPP pada fase vegetatif lebih berpotensi merugikan dibandingkan dengan fase generatif.

Tanda pertama adanya hama putih palsu adalah adanya ngengat berwarna kuning coklat yang memiliki tiga buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian sayap depan dan pada saat beristirahat, ngengat berbentuk segitiga . Selanjutnya, kerusakan yang terjadi ditandai dengan adanya warna putih pada daun di pertanaman . Ulat memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih .

Info lebih lengkap mengenai Hama dan Produk pengendaliannya  klik di sini –>

4. Hama Walang Sangit

Walang sangit (Leptocorisa oratorius L) adalah hama yang menyerang tanaman padi setelah berbunga dengan cara menghisap cairan bulir padi menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Penyebaran hama ini cukup luas. Walang sangit merupakan hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Diduga bahwa populasi 100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%

Kwalitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah.

Pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen.

Tanaman inang alternatif hama walang sangit adalah tanaman rumput-rumputan antara lain: Panicum spp; Andropogon sorgum; Digitaria consanguinaria; Eleusine coracoma; Setaria italica; Cyperus polystachys, Paspalum spp; dan Pennisetum typhoideum.  Untuk itu baiknya dilakukan pengendalian terhadap gulma-gulma tersebut.

Info lebih lengkap mengenai Hama dan Produk pengendaliannya  klik di sini –>

5. Tikus

Salah satu gangguan dalam produksi tanaman padi adalah serangan hama tikus. Tikus sawah (Ratus argentiventer)  hama yang relatif sulit dikendalikan. Perkembangbiakan Hama tikus yang cepat serta daya rusak pada tanaman yang cukup tinggi menyebabkan hama tikus selalu menjadi ancaman pada setiap pertanaman. Kerusakan tanaman yang di akibat serangan tikus sangat besar, karena menyerang tanaman sejak di pertanaman hingga menjelang panen.

Pengendalian hama tikus dilakukan secara berkelanjutan, karena keberadaan hama tikus terkait dengan tempat tinggal (tempat berkembang biak) dan sumber makanan. Dari sudut pandang ilmu engineering (keteknikan) terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian hama tikus yaitu manual, mekanis, dan elektrik.

  1. Manual.
    Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan membersihkan saluran-saluran air, menghilangkan penumpukan jerami di lahan sawah, penggunaaan musuh alami seperti burung hantu, menggunakan orang-orangan, dan lain sebagainya. Selain untuk mengusir tikus, orang-orangan sawah memiliki fungsi untuk mengusir berbagai hama burung yang memakan tanaman padi saat fase pematangan bulir.
  2. Mekanis
    Pengendalian secara mekanis yaitu dengan menggunakan alat semprot api, dengan menyasar lubang-lubang tikus. Kegiatan ini tentu membutuhkan kerjasama antar pemilik lahan (kelompok tani). Disamping itu, menggunakan perangkap dan racun tikus pada sudut-sudut yang dianggap potensial yaitu sarang, tempat sering dilewati, dan tempat berkumpulnya hama tikus.
  3. Elektrik
    Pengendalian secara elektrik yaitu dapat dilakukan dengan sengatan listrik, pengusir tikus menggunakan suara ultrasonic, dan cahaya yang dapat digunakan untuk menyinari lahan secara periodik.

Demikianlah informasi hama -hama Utama yang menyerang tanaman padi yang sangat mengganggu para petani. Dengan mengetahui hama di atas, diharapkan para petani lebih mewaspadai dampak dan bahaya dari serangan hama yang bisa merugikan para petani. Sehingga target hasil panen yang melimpah dapat tercapai.

Untuk informasi produk-produk pestisida baik itu herbisida, fungisida, insektisida dan ZPT untuk tanaman padi dapat klik :

Produk Tanaman Padi

Semoga bermanfaat